Kamis, 11 Januari 2018

Perkembangan Ekonomi Koperasi dan Pola Ekonomi Koperasi #SoftskillEkonomiKoperasi



NAMA                : DENA JULIARISTA
NPM                   : 21216800
KELAS               : 2EB19


1.       PERKEMBANGAN EKONOMI KOPERASI
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Syarief Hasan, mengungkapkan, pertumbuhan koperasi di Indonesia cukup pesat, diiringi dengan adanya undang-undang baru akan mengikis praktek renternir.
Ia mengungkapkan, pihaknya telah memiliki UU yang baru terkait dengan pengawasan terhadap praktek rentenir dimana pada akhir tahun 2013, pengawasan terhadap praktek tersebut akan diperketat.

"Saat ini praktek rentenir telah mulai berkurang di Indonesia. Hal tersebut disebabkan adanya kredit usaha rakyat (KUR). Di samping itu Kementerian Koperasi dan UKM RI terus menyalurkan bantuan berupa dana bergulir untuk koperasi yang sehat," katanya.  

Dia menjelaskan semua koperasi akan diberikan dana bergulir dengan catatan usaha koperasi tersebut masih bagus dan berjalan. 
Sedangkan untuk dananya, kementerian menganggarkan Rp 1,6 triliun. Nilai tersebut untuk disalurkan kesemua koperasi yang ada di Indonesia. Dana tersebut bebas diberikan tergantung program yang dimiliki koperasi terkait.

Sementara itu, kedatangan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah ke Cianjur, sebagai rangkaian kunjungan kerjan selama bulan puasa.
Dimana dalam kesempatan itu, dia membagikan 1500 paket sembako seharga Rp12 ribu pada masyarakat di pasar rakyat yang dilaksanakan atas kerjasama antara Kementerian Koperasi dan UKM RI Deputi Bidang Pemasaran dan Dinas Koperasi UMKM Cianjur.


2.       POLA EKONOMI KOPERASI
Perkembangan teknologi belakangan ini cukup berdampak terhadap pola ekonomi yang berkembang di masyarakat. Para pelaku ekonomi khususnya pengusaha harus bisa mengikuti perubahan zaman agar bisa bertahan di tengah situasi yang ada.

Hal itu disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani saat menjadi pembicara dalam Rapat Kerja Nasional Majelis Ekonomi dan Silaturahmi Kerja Nasional Jaringan Saudagar Muhammadiyah, di Hotel Savoy Homan, Kota Bandung, Rabu (13/9/2017).

Menurut Sri Mulyani saat ini sektor usaha di bidang jasa tumbuh cukup tinggi dibanding sektor usaha lainnya. Hal ini, kata dia, dipicu adanya generasi milenial yang memiliki daya beli sehingga berdampak terhadap pola konsumsi di masyarakat.

Sri Mulyani mencontohkan hadirnya berbagai usaha di bidang jasa ojek online dan toko jual beli online. Sejumlah usaha tersebut menjadi bukti pergeseran ekonomi yang berkembang di masyarakat sekarang ini. Para pelaku usaha saling bahu membahu memberikan layanan yang bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Teknologi bisa mempengaruhi pola konsumsi. Ekonomi kita beberapa tahun ini sektor jasa tumbuh cukup tinggi. Ini ada hubungannya dengan generasi milenial yang memiliki daya beli dan mengubah pola pikir," kata Sri Mulyani.
Tidak hanya itu, persepsi mengenai keberhasilan kini juga sudah berubah. Dulu menurutnya, seseorang dinyatakan berhasil ketika telah memiliki rumah dan mobil.

"Tapi sekarang konsep mengenai mobilitas itu luar biasa. Bukan tentu harus memiliki tapi bisa sharing. Kita bicara masalah telekomunikasi, zaman sudah meminta," ucapnya.

Bahkan,Sri Mulyani menggambarkan, saat ini orang terkaya di dunia tidak lagi dikuasai oleh pebisnis yang mengolah sumber daya alam. Tapi kini dikuasai oleh orang yang mampu memanfaatkan teknologi. Seperti Bill Gates dengan Microsoft, Mark Zuckerberg dengan Facebook, Jack Ma dengan Alibaba.
Semua itu menjadi bukti bila saat ini sedang terjadi pergeseran ekonomi. Atau dia sebut dengan revolusi industi tahap keempat. Di mana teknologi memiliki peran terhadap tatanan perekonomian ke depan.

"(Pemanfaatan teknologi) ini tren yang akan terjadi. Jangan lawan arus tapi tunggangi (ikuti arusnya)," ucapnya.
REFERENSI